Telah kurekatkan tanah retak itu
buat jalanan kata sampai pada cinta, pesan hujan
kepada penyair yang gelisah merangkai rindunya
di sejumlah huruf dalam imajinya
Telah kupendarkan cahaya di lorong itu
buat syair bertemu salam hangatnya pada cinta, pesan bulan
kepada buat penyair yang teriris nestapa
berterbangan di atas kuburan kenangannya
Telah kuwangikan segala impian itu
buat kekalkan baris-baris sajak asmara, pesan bunga
kepada penyair yang tercekat sepi
dipermainkan beku malam teramat suram
Terima kasih atas cinta
meski adanya senantiasa di balik air mata, balas penyair
kepada hujan, bulan dan bunga yang gelisah teriris sepi
dalam masing-masing keindahannya tanpa kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar