Selasa, 01 Maret 2011

MENDAKI SENJA CAHAYA

MENDAKI SENJA CAHAYA

Cahaya kemuning di garis wajahku
Mendaki senja menua jadi malam di sini
Di lereng bukit kecil yang kutanami oliander
Dan bau nafas masa lalu di pucuk bunga itu

Tak kubari lagi kamu ketika aku selalu menoleh ke jendela
Melihat angin yang mengibar daundaun pasa kecil
Seperti anak rambur di dahimu yang bergetar
Ketika kuciumi kau di ujung senja basah oleh hujan dan airmata


Kita samasama menyukai bunyi biola, bau laut dan gemuruhnya
Seperti dua hati yang selalu ingin menyatuh tapi tak bisa
Seperti malam dan siang bertepi batas tak bergaris tapi nyata berbeda

Di sini di kota tepi laut dengan pemandangan gunung dan mahkota karang
Hati kita dulu berenang menemani ikan dan garis cekung pelangi
Bias cahaya mengguyur wajah kita dengan air dari laut dan langit
Pada setiap nyanyian yang kau pujakan untukku, kini tak berkabar lagi

o...sudahkah kau hapus semua gambar yang kita lukis di langit itu
hingga bintang tampak buram malam ini, yang dulu selalu kita namai
saat menjahit jarak yang selalu tak dapat direkatkan cuma oleh pelukkan
dan malam beringsut pada desahan nafas berat
cahaya kuning menjuntaikan senarai kenangan
di wajah yang tak kuat lagi mengucap kata cinta

Manado, 14 Februari 2011


SOMEDAY 2
(waktu itu selalu ada untuk kita)

ma…aku mengejarmu seperti kerinduan kanakkanak mendekap impiannya
berlari sekencangnya mengikuti tapak di depannya sebelum senja tiba
pasir yang tempias di atas jejak yang baru tercipta menegaskan ia ingin ke sana
dan waktu mengekalkanya seakan surga di depan sana
menengadahkan tangannya dengan sayangnya
yang takjub buat hati merindu cinta itu

ma …bila saatnya lonceng mendenting seperti musim pengantin
gaun putih yang dihela angin lalu airmata yang merinai di hatimu
aku ingin mengecupmu kekasihku di bawah langit muram itu
biar cinta ini bersinar bukan hanya untuk dunia juga buat surga tertegun
bagi dua anaknya yang terbang bersama sayapsayap arus yang kuat
membawa bau samudera dan nyanyian hati yang berkesiuran
di buihbuih putih haru yang memecah di mana langit berkaca

ma…mari kita tuliskan waktu baru tiba ini dengan hati kita
hingga senarai cahaya yang di atas itu abadi
dan tak adalah lagi kisah meneroka airmata
kalau ia menetes pun kerna kelopak cinta yang kita susun dengan doa
memercikkan bahagianya, seperti bunga mekar di pagi, kerna ingin berbagi,
kerna indah itu abadi

Ma..ketika warna merah senwa memendar di lintasan hati
adalah ihktiar nadi yang menyatu menyusur waktu yang ada ini
di nafas yang mendidihkan rasa memberi tanpa ragu

ma...aku sungguh cinta kamu!

Manado Februari 2011

CINTA DAUN RANDU

Cinta dan tubuhku seperti daun randu
ketika bunganya mengelopak ia menguning
lalu gugur di kaki musim
berserakkan melisut diurai waktu

pohon yang dulu kuhidupkan itu
menjadi ranggas meski tak mati

dengan jaket dan topi jerami
aku kembali menggali liang buat sepiku sendiri

sesekali aku menatap ke langit
bernas buah menggelantung dan pecah
dikeringkan matahari menjadi kapuk dan biji hitam
terbang dan jatuh menggelinding
menunggu daun yang baru
tumbuh dan gugur lagi

hidup seakan mendaur kenangan
yang pergi selalu datang kembali

Tapi yang murung di langit kota ini sajakku
seratserat putih tipis yang terlepas
mencari rimbanya sendiri
dilayangkan nafas yang juga ia tak mengerti

aku menulis sajakku dari keringat dingin yang lusuh
darah yang mendebur di cekung ingatan yang putusputus
tentang wajahmu yang selalu menoleh ke masa lalu
sajak itu menjadi bisu di saku malam
yang selalu menyimpan rindu

aku slalu kangen padamu
tapi slalu kehilangan dirimu

hurufhuruf dan kata yang gemetar
kulontar di atas barisbaris namamu
ia tumbuh cepat seperti batang randu
dan lapuk sendiri di tepi waktu

o...
sajaksajakku
pedangmu menikam jantungku
hingga malam yang di sini
adalah cinta dan tubuhku yang menggelepar
dan engkau berpaling ke arah lain

Apa yang dapat kubagi padamu
selain menatap ke arah langit
awanan yang terus bergerak
menibakan malam di tapak kakiku yang kedinginan

Februari 2011



TELAGA WARNA

Ada telaga kecil yang jenih
Memantul barisbaris cahya matahari
Dengan deretan cemara
dan pohon hutan yang anggun
seperti sketsa warna
kau bagi pada sepiku

ikan dan burung hutan berbagi kehidupan
seperti notasi nada yang turun naiknya selalu indah
belantara yang mencerminkan langit di hatiku
yang dulu muram menjadi megah
pun berbagi padamu
laksana garis ada kerna cahaya
siang dan malam dicipta Tuhan
buat temu dan pisah

betapa bahagia aku di sini, bersamamu
meniti menitmenit di kicau satwa dan detakan hati
yang akan kita bangun jadi rumah
pada sebuah tempat tepi hati.

Manado, 21 Januari 2011




PENTAS WAKTU

sejak dulu kau teriaki langit itu
hingga awan menjadi murung
dan hunjan mengguyur
laut di hatimu yang mengering

berapa stansa kau butuh
buat menghapus airmatamu

kau pernah mainkan lakon terindah dari hatiku
di atas pentas waktu yang gemerlap
semuanya bertepuk sorai
pada kemegahan epilog
meski kita tutup dengan suram

bunga yang tergelatak di bawah kasur
wewangian esteloude
dan tawamu yang renya
bersiram keteduhan lilin
betapa sempurna lakon itu
dan kau menyimpannya menjadi kertas
berserakan di sisa tapak kecilmu
yang terus melangkah menuju
abad yang tiba di depanmu

sulit aku menuliskan lakon
seindah itu lagi
meski yang kini lebih indah
dari yang terdahulu

Jangan teriaki langit itu lagi
karna suaramu kan memecah sunyi
yang kususun dengan sabar
buat sisa waktuku menyepi

Manado, 17 Januari 2011



REPERTOAR HUJAN

Kisah yang mengental
Melontarkan repertoar hujan
Hingga laut menjadi sembab di hatimu
Dan wajahmu yang basah tak saja oleh airmata itu
Susah kuhapus dengan sekadar kata cinta
Karena kamu tak ingin menoleh dari masa lalumu

Itulah laut dan langitmu
Tubuhmu yang bercahaya
Kau biarkan menengadah senja yang merinai

Dan aku tak bisa memilih perahu yang mana
Untuk sampai ke matamu yang sesungguhnya teduh itu

Hariharimu adalah irisan biola yang menyayat
Hingga burungburung tak bisa mencicit kerna ngilu
Batubatu mengeras dan menumbuhkan lumut
Pada setiap kata yang ingin kuucap padamu

Ketika kau siurkan pesan di tawa yang kau katub
Apa yang dapat kutuliskan padamu
Selain gemericik air dipermukaan laut yang menyemu
Dan kakikaki siput yang kecil menyeret cangkangnya
ke liang yang menyembunyikan debur
Itulah laut dan langitmu

Di tengah alam yang basah
Aku tak menemukan jejak
menuju kata yang pula kau sebut cinta

halilintar di manamana
menghanguskan kebranian lelaki ini

lihatlah betapa beku semuanya
tanjung yang kisut menjadi samar
kecuali tubuhmu yang tetap bercahaya
kau biar menengadah ke langit tua itu
yang tak bisa kuraih bila sekadar mengucap cinta
kecuali menanti tolehan
yang belum tentu tiba
saat ajal menyiapkan aku sebuah kereta

Manado, 7 Januari 2011



SELAMAT PAGI CINTA

Sepagi ini aku menyaksikan nuri tertawa
Ketika hatiku ingin mengucap: Selamat pagi cinta!
Aku pun telah menyetel lagu Ilahi buat mengenang malam indah
Saat sayapsayap cintamu membawaku menyentuhi bintang

Tak ada kesuraman hati ketika itu sayang
Semuanya sempurna seperti pengantinan hati
Dua manusia berbagi langka meraih pagi
Bagai penyusun bata menutupi bilik rumah buat rindu bersimpuh

Aku telah memainkan beberapa lagu pada piano hatiku
Hingga air itu menetes di tepi matamu menjadi samudera
Dimana rahasia hati berenang mengikuti arus
Hingga tiba pada sebuah benua
yang kita rangkai sendiri
dengan tangan kita

kamupun selalu menyusun canda
mengisi keindahan taman yang ku tata dengan sabar
saat pagi ini kulihat beberapa bunga menyembul
hatiku ingin mengucapmu: selamat pagi cinta!
Biar hatimu tak sekadar menangkap wangi dari kata
Tapi wangi semesta rasa yang memucuk di mekaran bunga

Esok aku akan mengelanai laut
Buat bertemu keluhuran utara
Pulaupulau fasifik yang agung dan berombak
Menyinggahi dermaga perbatasan hingga menembus Filipina
Inilah tanahku, samudera yang luas seperti hatiku
Yang selalu menunggumu bersampan
Di pucuk ombang yang tak pernah letih
Selalu bercinta dan merindu dalam deburan kuat dan menghempas
Tapi siapa yang memahami laut, selain anak laut itu sendiri


kawanan lumba akan berpacu dengan perahu
burungburung laut di atasnya dengan sayapsayap lebar yang kuat
seratus ribu ton kawan palagis melintasi arus utara
seperti gambar tua di negerinegeri terlupa

aku ke sana buat menuliskannya lagi
harapan di mata sederhana manusia pulau
mereka yang tenang di tengah ladang umbiumbian
pala dan nyiur yang melambai pada syair lagu kebangsaan
yang selalu dihafalkan pada anak sekolahan
tapi lupa dilafalkan pemimpin bangsa
karena kekuasaan membutakan aksara dan pesan terindah dari semesta

selamat pagi cinta!
Di pulau Marore,yang penduduknya kurang dari 1000 jiwa
Aku memandang pulau Balut Filipina yang megah
Jaraknya tak jauh, layaknya sepelempar cintaku ke nafas di hatimu

Penduduk di sini semuanya nelayan
Kecuali beberapa lelaki mengenakan baju serdadu
Menjagai pulau terluar kita agar tak senasib Sipadan dan Ligitan
Maukah kau terus menjagai cinta kita
Kerena kedaulatan hatipun harus dibela dengan penuh kehormatan

Aku harus mengarungi ratusan mil laut
Buat merekam tawa sekaligus airmata di wajah nusa utara ini
Mereka yang selalu mempiaskan senyum
di tengah dusun yang sesungguhnya betapa merana

moga aku punya waktu lagi memainkan beberapa lagu di piano itu
bersama syairsayair gunda di pucuk ombak hatiku
yang selalu menghempas dan berdebur seperti nusa utaraku yang risau
buat menyalamimu dengan indah: selamat pagi cinta!


Manado, 16 Januari 2011

3 komentar: