Selasa, 01 Maret 2011

MENDAKI SENJA CAHAYA

MENDAKI SENJA CAHAYA

Cahaya kemuning di garis wajahku
Mendaki senja menua jadi malam di sini
Di lereng bukit kecil yang kutanami oliander
Dan bau nafas masa lalu di pucuk bunga itu

Tak kubari lagi kamu ketika aku selalu menoleh ke jendela
Melihat angin yang mengibar daundaun pasa kecil
Seperti anak rambur di dahimu yang bergetar
Ketika kuciumi kau di ujung senja basah oleh hujan dan airmata

Kamis, 10 Februari 2011

KUMPULAN PUISI: AKU LAUT AKU OMBAK



Puisi Sejarah Nusa Utara



Iverdixon Tinungki



Aku Laut, Aku Ombak *)

taufan selat Basilan
mengantar mahkota enam kerajaan
bersusun tujuh abad
berbunga sastra ombak

sajaksajak hutan air, bau manuru
rambut perempuan di pangkal pedang
lunas perahu ditebang  laut penuh

Senin, 07 Februari 2011

SAJAK-SAJAK PERI CAHAYA--SASTRA CINTA

TELUK DAGHO

berapa puteri yang mandi di sini
hingga lembah dan gunung berlapis menyimpan wangi

bakao air payou
kerikil cakang siput
mensajakkan cahaya
hingga teluk sewarna perak
dalam kitab kemaharayaan 
kedatuan Manganitu

Minggu, 06 Februari 2011

KEPAS (Novel: SASTRA CINTA)

(iverdixon tinungki)

 CATATAN PERMULAAN

Tahun 1995




“Upung-upung Baroa”

berekorekor Baroa meniti tanjung
impikan benua di balik samudera
meneduhkan saga di atas ombak
melukis rupa  lelaki
telanjang gila
Kepas tanpa kafan
kelaparan  di padang kematian :
“Carilah kebenaran dengan lentera
Di siang
Di tengah terik
Di  omongkosong
Hingga dari tumpukan itu
Kau dengar suaraNya
Suara  Dia
Lelaki yang sengsara”


(1)
            Siapa dia? Lelaki yang muncul pada setiap detakan nadi dengan kekuatan gaib manusia pulau di tengah hutan air itu. Ia yang senantiasa menyelusup hingga ke mimpi dan igau. Lalu menyedot keinginanku menemuinya.

SOME DAY

SOME DAY
(waktu itu selalu ada untuk kita)

ma…aku mengejarmu seperti kerinduan kanakkanak mendekap impiannya
berlari sekencangnya mengikuti tapak di depannya sebelum senja tiba
pasir yang tempias di atas jejak yang baru tercipta menegaskan ia ingin ke sana
dan waktu mengekalkanya seakan surga di depan sana menengadahkan tangannya dengan sayangnya yang takjub buat hati merindu cinta itu

ma …bila saatnya lonceng mendenting seperti musim pengantin
gaun putih yang dihela angin lalu airmata yang merinai di hatimu
aku ingin mengecupmu kekasihku di bawah langit muram itu
biar cinta ini bersinar bukan hanya untuk dunia juga buat surga tertegun
bagi dua anaknya yang terbang bersama sayapsayap arus yang kuat 
membawa bau samudera dan nyanyian hati yang berkesiuran 
di buihbuih putih haru yang memecah di mana langit berkaca 

Jumat, 04 Februari 2011

Penyair Sang Cinta

Telah kurekatkan tanah retak itu
buat jalanan kata sampai pada cinta, pesan hujan
kepada penyair yang gelisah merangkai rindunya
di sejumlah huruf dalam imajinya

Telah kupendarkan cahaya di lorong itu
buat syair bertemu salam hangatnya pada cinta, pesan bulan
kepada buat penyair yang teriris nestapa
berterbangan di atas kuburan kenangannya

Telah kuwangikan segala impian itu
buat kekalkan baris-baris sajak asmara, pesan bunga
kepada penyair yang tercekat sepi 
dipermainkan beku malam teramat suram

Terima kasih atas cinta
meski adanya senantiasa di balik air mata, balas penyair
kepada hujan, bulan dan bunga yang gelisah teriris sepi
dalam masing-masing keindahannya tanpa kata